Menjadi Murobbi Sukses

Download di sini
Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semesta
alam. Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi masyarakat. Misi tersebut tak bisa tidak mengharuskan kita hidup
dalam jalan dakwah. Mengapa? Sebab hanya dakwah yang membuat seorang muslim
konsisten mengajak orang lain ke arah kebaikan dan kasih sayang. Sedang jalan selain
dakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan untuk merealisasikan misi
keberadaan manusia muslim tersebut. Jalan yang seringkali menggelincirkan seseorang
kepada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri.
Itulah sebabnya Allah mewajibkan setiap muslim berdakwah, agar mantap
merealisasikan misi keberadaannya di muka bumi. Kewajiban tersebut bahkan sudah kita
sandang sejak akil baligh. “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. 31 : 18).
Dakwah adalah jalan orang-orang yang mulia sepanjang masa. Saking mulianya jalan
tersebut, Allah SWT sampai menyebutnya sebagai jalan “yang terbaik”. “Siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
(QS. 41 : 33). Karena itu, amat ironis jika ada seorang muslim yang secara sadar
meninggalkan jalan dakwah.
Untuk berdakwah, kita perlu memahami tahapan dakwah. Secara umum, ada dua
tahapan dakwah, yakni dakwah umum (‘ammah) dan dakwah khusus (khossoh). Dakwah
‘ammah adalah dakwah yang ditujukan kepada masyarakat umum tanpa adanya
hubungan yang intensif antara da’i (orang yang berdakwah) dengan mad’u (orang yang
didakwahi). Sebagian besar fenomena dakwah yang ada di masjid-masjid dan media
massa adalah dakwah ‘ammah. Follow up (kelanjutan) dari dakwah ‘ammah adalah
dakwah khossoh. Yakni dakwah kepada orang-orang terbatas yang ingin bersungguhsungguh
mengamalkan Islam. Hubungan antara da’i dan mad’u berlangsung intensif pada
dakwah khossoh. Umumnya, mad’u pada dakwah tahapan khusus ini dikumpulkan dalam
kelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan halaqah
(lingkaran). Di beberapa kalangan halaqah juga disebut dengan pengajian kelompok
Download di sini

Blogger news

Blogroll

About